Selasa, 22 Maret 2016

DIA BELUM MATI.. (Sebuah Cerita, Sebuah Renungan)

Malam malam pas seingat saya beli Es Koteng untuk ayah saat di Medan (Adik saya yang ke 4 menikah dan saya beserta keluarga hadir kemarin) dan dalam perjalanan pulang saya melihat ada seorang teman junior saya yang ternyata 'Sudah Dewasa'

Yes, saya melihatnya pacaran dipinggir jalan dengan penuh percaya diri hehehe :D

Melihat itu saya merasa agak terkejut, sekian lama tak bertemu (kira kira 3 tahunan) eh pas ketemu, dianya malah lagi pacaran dengan asiknya :D

Bukan apa apa, soalnya dulu pas lagi ngumpul ngumpul (waktu di Medan saya dan rekan membuat sebuah komunitas khusus remaja), saya dan seorang rekan banyak wanti wanti pada rekan rekan junior agar sebaiknya kalau belum siap menikah menghindari dulu urusan yang beginian. 

Kenyataannya, saya melihat yang begitu, ya terkejutlah saya.

Untung saja saya masih bisa mengendalikan diri (padahal dalam hati shock juga) dan menyapanya beserta pacarnya itu dengan ramah. Ah, itu pun sepertinya dia tak terlalu heboh dengan kehadiran saya, seolah biasa biasa saja, nggak ada rasa segan atau malu. Kiranya pengaruh yang saya miliki dulu padanya sudah sirna.

Oh betapa malangnya :D

Melihat ini saya nyesek juga, karena saya merasa gagal dalam menimbulkan dampak positif pada mereka yang saya tinggalkan di Medan sana. Tetapi, melihat kondisi yang membuat saya beneran tidak nyaman ini, saya langsung mencari cari pikiran yang saya usahakan bisa membuat perasaan saya lebih enak dan hikmah dari kejadian ini..

Aah, akhirnya dapet!

Tiba tiba tebersit sebuah semacam dialog batin yang berlangsung cepat tapi masih terngiang jelas, tidak sama persis tapi beginilah kira kira perasaan saya waktu itu: 

'Ah dia kan BELUM MATI? jadi selama dia belum mati, kan masih banyak kesempatan buat dirinya memperbaiki diri? Lagipula, saat itu mungkin dia melakukan hal buruk itu, tapi gimana kalau dia memperbaiki diri dan Allah menerima permohonannya?

'Emang elu sendiri udah pasti selamat ya? Gimana kalau malah elu sendiri yang ntar malah KO? Siapa elu yang seenaknya menghakimi dia masuk surga atau neraka? Gimana kalau dia dimasa depan malah jadi lebih keren dibanding elu?

'Jangan sok paling masuk surga deh elu, elu aja belum jelas juga nasibnya gimana ntar. Payah lu ah!'

DEGG!!

Dialog batin yang terjadi dalam kecepatan tinggi ini benar benar menyentak saya.
Saya tersadar, kalau saya sudah terlalu cepat menghakimi rekan junior saya itu. Sekilas saya juga teringat dosa dosa dan kesalahan serta aib yang Allah sembunyikan dari manusia, termasuk aib yang saya sembunyikan pada keluarga dan sahabat terdekat saya.

Aih aih, betapa banyaknya aib dan keburukan yang bahkan saya sembunyikan dari orang orang terdekat, kok bisa bisanya saya sombong amiit menghakimi rekan junior saya yang notabene sependek pengetahuan saya yang memang bukan (Baca: Belum) seorang pembelajar yang serius tapi polos dan jujur itu?

Gimana kalau dengan kepolosannya itu malah dia lebih mudah diterima amalannya ketimbang saya yang masih mikir njlimet urusan hukum ini itu?

Aah.. langsung saja kejadian ini membuat saya ingin membuat 1 artikel khusus tentang ini. Bukan apa apa, kejadian dan hikmah ini sangat bagus buat mengingatkan diri sendiri kalau ternyata saya masih mudah terpancing emosi melihat apa yang saya anggap buruk pada orang lain, padahal dia itu MASIH HIDUP dan masih banyak kesempatan baginya untuk memperbaiki diri..

Karena DIA BELUM MATI ya, karena orang yang kita anggap berdosa dan penuh kesalahan  itu BELUM MATI. Dan selama dia belum mati, ia masih punya kans yang sangat besar dan  amat kuat untuk bisa juga mendapat ampunan dan menjadi kekasihNya :)

Yah, setelah saya pikir pikir lagi, filosofi atau hikmah ini juga sangat bagus untuk dipraktekkan pada diri kita sendiri. Anda yang merasa amat sangat bodoh dan penuh dosa dimasa lalu dan sangat ingin memperbaiki dan sering saja teringat ingat, bisa menggunakan filosofi ini..

Yah, anda (baca: KITA) BELUM MATI dan itu sangat patut disyukuri karena itu artinya kita masih bernafas, hidup dan masih bisa memperbaiki apa apa yang kiranya masih remuk dalam bidang kehidupan manapun dari diri kita, terutama hubungan kita padaNya dan pada hambaNya..

Karena kita belum mati, maka sebaiknya segeralah fokus pada apa apa yang akan jadi kenangan, amalan dan perbuatan indah yang akan jadi alasanNya membuat anda jadi kekasihNya.

Karena kita belum mati, maka hentikan semua perbuatan menghakimi orang lain dan terus saja fokus memperbaiki diri dan berusaha keras berbagi agar generasi kita dan setelah kita jadi lebih baik dan lebih ruhaniyyah lagi dari sebelumnya, lebih dekat padaNya..

Karena kita belum mati dan kematian itu juga misterius dan bisa bisa datang secara mendadak laksana kilat, maka kita benar benar secara serius dalam memperbaiki diri, ketimbang selalu sibuk mengkoreksi orang lain.

Sebab terus terang saja, menghakimi dan menjelek jelekkan orang lain secara mental itu takkan ada habisnya. Apa yang anda fokuskan, itulah yang akan semakin menjadi jadi dalam kehidupan anda terutama jika fokus kita lebih dominan pada keburukan orang. Mengapa tidak fokus pada kebaikan dan fitrah yang suci pada diri manusia saja?

Sebab saat kita berfokus pada kebaikan manusia, maka itulah yang nantinya akan kita lihat. Kalaupun belum terlihat sekarang, maka akan terlihat nanti. Sebab manusia juga, akan jadi sesuai dengan perasaan, prasangka dan niat kita terhadapnya. Sebenarnya ada prinsip Quantum Physique terkait ini tapi kalau saya jelaskan, panjang lagi nanti urusannya hehehe :D

Ngomong ngomong, filosofi DIA BELUM MATI itu bisa anda gunakan saat anda mungkin mendadak mengalami atau melihat kondisi kondisi seperti ini:

- Anda melihat teman anda yang mulanya menutup aurat dengan baik, eh tiba tiba membuka auratnya sembarangan dan diposting habis habisan di FB dan berbagai Sosmed lainnya.

- Anda yang melihat teman anda yang anda anggap shalihah sekali, ternyata sering posting Selfie diberbagai sosial media dan menurut anda dia luar biasa narsis dan sudah masuk dalam Tabarruj (silakan googling maknanya).

- Anda yang aktivis dakwah terkejut setengah mati melihat rekan anda secara mengejutkan mulai mikir dan berteman dekat dengan para liberalis.

- Anda yang terkejut melihat prilaku teman anda yang entah kenapa mulai terpengaruh teman teman kantor atau gaulnya yang anda anggap negatif.

- Anda yang menganggap seorang Guru, Buya, Abah, Syaikh, Ustadz, Mursyid, Tuan Guru, Trainer, Terapis, Master, Penulis, Jagoan Internet Marketing, Motivator, Inspirator dan sejenisnya itu baik dan pinter luar biasa.

Eh ternyata setelah anda bertemu langsung, prilaku, akhlak, kebiasaan dan kata katanya tidak sesuai atau malah amat tidak nyambung dengan tulisannya atau ceramah yang sering disampaikannya  (saya sepertinya masih masuk kategori ini, doain ya biar jadi lebih baik :))

- Teman anda yang diduga kuat masuk dalam aliran sesat atau terorisme dan mendadak jadi fanatis dan menggila.

- Sahabat anda yang ternyata setelah sekian lama baru anda tau kalau dia sering melakukan tindakan yang amat memalukan dan anda merasa berat untuk menyadarkannya..

- Orang tua anda atau saudara atau kerabat anda yang mungkin beberapa atau banyak darinya anda temukan kekurangan dan aib yang sepertinya tak juga berubah seiring waktu yang sudah sangat lama..

- Dan masih banyak lagi..

STOP SEBENTAR PENGHAKIMAN ANDA, dan segera tarik nafas sepanjang mungkin beberapa kali dan ulangi perlahan afirmasi ini:

'Dia belum mati, dia belum mati, dia belum mati..masih ada kesempatan baginya dan bagiku untuk terus memperbaiki diri. Ya Allah mampukan aku dan dia untuk terus memperbaiki diri dan satukan kami dalam keabadian dalam ridha dan kasih sayangMu..Aamiin' 

Anda boleh mengganti doa penutupnya itu sesuka anda, yang penting filosofi DIA BELUM MATI itu menancap kuat dibawah sadar anda, yang gunanya agar anda memberikan ruang pemaafan, pemakluman dan pengampunan pada sebuah atau beberapa keburukannya yang membuat anda shock dan anda masih punya kans yang besar untuk mengajaknya kembali pada jalan kebaikan.

Insya Allah :)

Saran saya (untuk diri saya sendiri dan siapapun yang membaca ini),Tetaplah berteman, dekati dia, berikan padanya hadiah, dukungan, pujian atas kebaikannya (sebab tidak mungkin manusia itu jahat sepenuhnya dan baik banget sepenuhnya, nggak mungkin banget itu), fokuslah pada kebaikannya dan tetap berikan senyuman persahabatan yang hangat dan nyaman padanya..

Sebab siapa tau, atas izin dan ridhaNya, dia akan kembali pada jalanNya sebab akhlakul karimah yang tetap anda lakukan padanya. Sebab jiwa manusia itu pada dasarnya baik. 

Ia hanya sering terluka pada batinnya sejak dulu dan sangat membutuhkan penghargaan untuk memperkuatnya, untuk menunjukkan keberadaannya didunia. Maka BERIKANLAH ITU. 

Buat dia merasa NYAMAN dan bawa dia secara bertahap, tanpa perlu ada ambisi anda untuk berhasil. Lakukan saja yang terbaik saat ini yang anda mampu, yang anda bisa, yang anda sanggup saja dan serahkan urusan tembus, berhasil atau belumnya pada Allah.

Sebab urusan petunjuk, hidayah, terang dan cahaya memang murni urusanNya..
Sebab manusia, sebagaimana kalam hikmah yang pernah saya baca bertahun tahun silam, adalah HAMBA dari KEBAIKAN.

Ceritanya, saya menulis ini sebenarnya untuk menasihati dan memprogram ulang pikiran bawah sadar saya sendiri terkait urusan penghakiman manusia ini. Yes, sebagaimana biasa, saya kemungkinan akan membaca ulang tulisan ini dimasa depan, karena juga akan saya simpan dalam blog saya. Semoga bisa menjadi habit yang permanen, selamanya, biidznillaah :)

Saya berharap atas izinNya, tulisan ini juga bermanfaat bagi anda yang mungkin juga punya atau menghadapi problem yang sama pada kehidupan anda sendiri. Selalu ingat saja, kapanpun anda melihat ada orang lain atau bahkan diri ANDA sendiri melakukan hal yang buruk atau melanggar aturan Illahiyyah, ingat selalu kalau:

'Dia (ANDA, KITA) BELUM MATI. Selalu ada kesempatan untuk terus memperbaiki diri. Jangan menghakimi kalau tidak ingin dihakimi'

'Fokuslah pada diri dan tetaplah berbaik hati. Sebab ridho Illahi siapa tau akan berpaling pada dirinya, setelah diri anda tetap berakhlak mulia padanya, dengan penuh keikhlasan hati, karena Sang Illaahi Rabbi'

'SEBAB DIA dan KITA, BELUM MATI' :)
Silakan SHARE, semoga share anda menambah juga kebaikan pada anda dunia akhirat, aamiin..

Semoga Bermanfaat dan Salam :)

Fahmy Arafat Daulay.

Selasa, 22 Maret 2016, Kajen, Pekalongan.

NB: Saya menyimpan tulisan tulisan saya yang lain di FB diblog saya http://fahmydaulay.blogspot.co.id/, silakan berkunjung kesana dan nikmatilah sebagian dari renungan dan pemikiran yang mudah mudahan ada manfaatnya bagi anda.

Web http://www.belajartelepati.com/ juga bisa anda kunjungi, jika anda ingin membaca berbagai macam studi kasus penggunaan Triangle of Reality dalam kasus nyata.

Salam :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar